BUCIN

Bucin atau kependekan dari budak cinta, adalah frasa yang semua orang pasti pernah mengalami nya. Predikat ini di sematkan pada orang yang rela melakukan apapun demi cintanya pada sang kekasih. Atau yang lebih jelas nya, menghamba pada kekasih.

Kebucinan ini berbeda dengan cinta yang berlebihan, bucin biasanya melanda mereka yang berusia remaja atau kisaran 20 tahun, meski tak menuntut kemungkinan juga terjadi pada orang dengan usia yang sudah lewat remaja.
Bagi para bucin, yang nama nya buat pacar, apa aja di lakuin. Antar-jemput lintas provinsi juga enggk masalah. Pokok nya, pacar adalah segalanya!

Saat seseorang menjadi bucin, banyak hal rela dilakukan demi membahagiakan sang kekasih. Si bucin terlalu berkorban untuk menuruti semua kemauan sang kekasih. Secara tidak langsung, hal semacam itu membuat sang kekasih sebagai prioritas utama dalam hidup.

Tidak peduli kondisi si bucin, dia pasti akan selalu menomor satukan sang kekasih. Salah satu contohnya, rela berhutang hanya demi beli kuota untuk bisa chatingan sama dia. Penginnya berlaku romantis, tapi jatuhnya malah cenderung bernalar miris.

Kalau seseorang sudah menjadi bucin, tidak jarang kebahagiaan diri sendiripun kurang terurusi. Padahal, memenuhi kebutuhan diri sendiri merupakan hal yang utama, termasuk dalam hal kebahagiaan.Bagaimana mungkin bisa membahagiakan orang lain dikala diri kita sendiri tidak bahagia?

Tujuan hidup si bucin saat ini adalah membahagiakan si dia. Apapun caranya, pasti akan dilakukan. Katanha sih cinta itu butuh pengorbanan. Tapi mirisnya, kebahagian diri sendiri pun sampai tergadaikan.

Sedang sedih, mencari pacar, sedang merasa senang, mencari pacar. Pokok nya, dalam segala situasi, yang dicari pacar. Seolah, si bucin tidak bisa hidup tanpa pacar. Padahal, apakah yang memberi si bucin makan itu pacar nya? Padahal kan sang pacar hanyalah pacar saja. Selebihnya kan bukan siapa-siapa si bucin? Emang berak tuh si bucin, kesel bat dah gua, oke lanjut.

Kalau sang pacar sudah menjadi prioritas utama, itu artinya 24 jam yang dimiliki si bucin adalah milik sang pacar juga. Disaat si bucin banyak kegiatan, namun si pacar butuh pertolongan, apa yang akan terjadi? Pastinya akan banyak kegiatan terbengkalai. Sebab, banyak waktu lebih di prioritaskan untuk sang pacar.

Saat sang pacar berlaku tidak mengenakan, biasanya akan terlalu di ambil hati oleh si bucin. Dampak nya jadi galau deh.
Karena cinta adalah pengorbanan, apapun harus di korbankan, tanpa terkecuali ketundukan kita pada orang tua. Banyak nasihat yang di berikan orang tua harus di abaikan, semata mata untuk menuruti kata kata sang pacar.
Dari pada nganter ibu ke pasar, mending nganter dia ke mall. Aduh kata-kata orang tua jadi dilawan. Tidak jarang, nilai-nilai norma masyarakat dan agama pun juga di tabrak, sungguh miris.

Kalau sudah menjadi bucin, volume cinta dalam hidup otomatis terpasok kedia semua. Kaum bucin lupa bahwa putus dalan hubungan pacaran adalah hal yang bisa terjadi, apalagi di usia muda.
Sebab, pacaran sering diidentikan dengan main-main saja. Atau lebih jelas nya, pacaran hanyalah ajang pencarian semata. Kalau tidak cocok, ya langsung di tinggal aja.
Kalau tiba tiba si dia mengatakan putus, dunia seperti sudah kiamat. Sedih, terluka, dan seolah tidak ada harapan, semua bercampur menjadi satu. Sakit banget pokok nya. Semua pengorbanan selama ini menjadi sia sia. Apa yang kita anggap sebagai hal romantis, seketika menjadi tragis.

Ada baiknya, kembalilah berfikir bahwa hidup tidak melulu soal kamu dan dia saja. Jangan pernah melupakan bahwa ada orang tua, keluarga dan juga teman di sekelilingmu. Dan untuk mencintai seseorang sah-sah saja. Tapi memasok semua volume cinta kepada si dia, gk banget deh, lagi pula belum tentu dialah yang akan menjadi pasangan abadi kamu.


Share this:

CONVERSATION

0 coment�rios:

Posting Komentar